Namaku Esron Rikardo Nainggolan, nama panggilanku Esron. Sejak kecil, aku dikenal sebagai anak yang pendiam dan introvert. Di sekolah, aku lebih suka duduk di pojok kelas dan menikmati pemandangan di halaman sekolah daripada bergaul dengan teman-teman. Berbicara di depan umum adalah mimpi buruk bagiku. Aku selalu merasa canggung dan tidak percaya diri saat dibangku sekolah. Hal ini membuat aku tidak mungkin mencapai cita-citaku di dunia pendidikan.
Dalam belajar, Aku bukanlah siswa yang pintar dan bukan juga yang bodoh. hehe kalau menurutku sih bisa mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guruku. Semasa SD, SMP dan SMA yah masuk 5 atau 10 besar selalu kucapai. Seingatku pada saat SMA kelas 1 saya 2 kali juara 2. Setelah kelas 2 dan kelas 3 karena sudah penjurusan IPA dan IPS serta ada kelas unggulan, maka Aku pun tidak mendapatkan juara, karena masuk kelas unggulan dan hanya masuk 5 sampai 10 besar saja. Ini kembali lagi karena saya memang bukan orang yang bisa berbicara didepan kelas. Kalau disuruh menjelaskan begitu gemetar tangan ini dan dak dig duk. hehe. Tapi kalau disuruh mengerjakan di kertas saya pasti bisa dan menjadi tempat buat nyotek teman temanku. Ayo siapa temanku yang suka nyontek koment ya..hehe.
Akupun pribadi yang suka menyimpan perasaan. Terbukti saat dibangku SMA ada seorang siswi yang kusuka, tetapi hanya kupendam sampai kelulusan, karena pikirku dia tidak menyukai aku yang pendiam dan biasa biasa ini. hal yang bisa kulakukan hanya menunjukkan bahwa aku suka padanya tetapi tidak berani mengungkapkan. Setelah kuliah diJakartalah aku coba beranikan diri untuk mengungkapkan lewat telepon.. eh gk diterima juga wkwkw.. mungkin belum jodoh dan dalam pikirku hanya berkata Tuhan pasti memberikan yang terbaik nantinya dan sesuai rencanaNya. Aku berjuang dululah mengapai masa depan dengan kuliah pikirku jodoh nanti saja. nanti di cerita lainnya kita bahas mengenai cinta ya. Sabar ya. kita lanjut cerita mengenai perjuanganku mengapai dunia pendidikan dulu ya.
Semasa Dibangku SMA
Dibangku SMA, aku sangat suka dengan pelajaran biologi, kimia dan fisika yang suka ekperimen atau menghitung. Terbukti di kelas 2 saat itu saya ikut menjadi salah satu dari 2 perwakilan sekolah untuk mengikuti perlombaan di tingkat kabupaten mewakili dari mata pelajaran kimia. Walaupun diperlombaan gagal dan tidak juara, tetapi senang karena temanku satu lagi lolos menuju perlombaan mata pelajaran kimia tingkat provinsi.
Dari perlombaan itu saya punya prinsip ini semua karena kurang fokus dan kurang belajar. Saya bertekat untuk terus belajar giat dan terus mengasah diri untuk lebih baik. Alhasil di kelas 3 saya menjadi anak kesayangan guru biologi dan guru kimia. hehe. Mudah-mudahkan dugaanku ini benar, hehe. karena dulu saya bisa dibilang jarang dipukul oleh guru tersebut bahkan seringnya disuruh mengerjakan soal karena sudah selesai duluan.
Mudah-mudahan guru biologiku yaitu Ibu M. Purba membaca ceritaku ini dan komentar. Kalau Guru Kimiaku sudah Almarhum. L. Napitupulu, yang selalu saya disuruh untuk beli rokoknya ke warung karena sudah selesai duluan mengerjakan soal kimia. eh, tetapi masih ada guru andalanku semasa kelas 1 SMA yaitu Pak. A. Manurung. Guruku yang jago karate hehehe salah dikit kena pengaris dan kena kapur terbang dan bahkan pukulan serta tendangan. Bercanda ya Pak Manurung, hanya mengenang masa dulu. Tapi konsep yang diajarkan Pak manurung itu menjadi motivasi buat saya untuk lebih bisa. Alhasil jarang kena hukuman dan bisa mengerjakan setiap soal dan mengkuti pelajaran dengan baik.
Niat Jadi Pengajar (Guru) di Dunia Pendidikan
Dari situlah muncul niat saya mau menjadi Guru nantinya yang bisa mengajarkan mata pelajaran kimia disekolah. nah karena sudah niat, selesai pengumuman kelulusan Ujian Nasional (UN) keluar. Saya langsung ke medan kerumah paman saya untuk mencoba mencari info tentang kuliah di salah satu kampus negeri di Medan. Namun ketika sudah tau biaya kuliah diawal habis sekitar 5 jutaan, Aku coba konfirmasi ke orang tua. Ketika orang tua bilang tidak ada duit karena memang saat itu hasil pertanian lagi kurang baik. Aku mengurungkan niat untuk jadi kuliah. Sudah berusaha untuk menanyakan keluarga, tetapi belum ada yang bisa membantu untuk membiayai kuliah.
Saat itu hati ini menangis dan berpikir coba kalau punya duit pasti sudah kuliah dalam hati. Tetapi karena aku tahu orangtuaku tidak mampu saat itu, saya hanya bisa menenangkan diri dan menerima semua kenyataan hidup. Aku hanya bisa berdoa kepada Tuhan untuk diberi jalan sesuai rencanaNya apabila diijinkan di dunia pendidikan ya jalani apabila tidak ya apa boleh buat. Aku hanya bilang ke orangtua untuk merantau saja. Karena aku tahu hidup kami pas pasan di kampung kalau aku paksakan kuliah nanti nasib saudaraku 3 lagi dibawahku bagaimana? pikirku. Sekolah sampai SMA sudah bersyukur. Aku meniatkan diri untuk merantau saja bekerja di kota. Alhasil Abangku alias saudaraku yang paling sulung tinggal dan kerja dijakarta berkomunikasi lewat telepon dan aku disuruh untuk ke Jakarta saja bekerja.
Sesampai di Jakarta
Setelah di konfirmasi melalui telepon bahwa aku akan ke Jakarta, hatiku sangat senang karena pikirku jakarta seindah di TV dan disinetron. Hehe teryata berbanding terbalik dan Jakarta tidak seperti yang dibayangkan di TV. Hehe. kalau di lihat di TV indah dan sepertinya surga, teryata dalam televisi tersebut hanya menawarkan ke indahan semata. hal yang tidak indah tidak di pertontonkan.
hari demi hari pikiranku hanya mau kuliah jurusan kimia. rumus kimia masih kuhapal misalnya tabel periodik kimia masih melekat pada saat itu, sekarang mah sudah lupa hehe. karena beda jurusan. Sambil membantu saudara di usaha kargo, maka aku ikutan juga membantu pekerjaannya dalam mempacking barang kirimannya. Kalau mengang palu jangan ditanya sudah mahir dari dulu.
Ada Info Kuliah Murah
Pekerjaan membantu saudara untuk packing barang kulakukan hari demi hari. Pada saat packing ada teman saudara datang kerumah dan berkunjung menginfokan dia kuliah disalah satu kampus IT dan murah loh katanya. Sambil packing barang aku sambil dengar dan sahutku, waduh komputer ya, gak ada jurusan kimia kah? katanya tidak ada. dulu tahun 2007 uang kuliah per semester masih Rp. 800.000,-. Walaupun di orang lain itu murah tapi bagiku yang orang kampung ini Rp. 800.000 sudah sangatlah mahal.
Hatiku bertanya-tanya terus, apakah memang ini rencana Tuhan aku bisa di dunia pendidikan?. Apa memang ini petunjuk dari Tuhan untuk aku kuliah di Jakarta?. Berhari hari bahkan berminggu sampai berbulan bulan aku masih memikirkan untuk kuliah jurusan kimia. Rencanaku saya kerja dululah nanti kalau udah punya duit kuliah. Tetapi diperenunganku aku membulatkan diri untuk mencoba kuliah IT, walaupun belum paham betul apa itu ilmu IT. Dikarenakan semasa SMA ada komputer di sekolah tapi hanya belajar sekedar mengenal office word, powerpoint itu pun bergantian dengan siswa lainnya karena saat itu hanya sedikit perangkat keras PC di laboratorium sekolah.
Membulatkan Diri untuk Kuliah
Aku memberanikan diri meminta ke saudara untuk membantu uang kuliahku sembari saya membantu mereka dalam pekerjaan packing barang dan pekerjaan rumah seperti mengepel, mencuci baju dan pekerjaan rumah lainnya saya kerjakan demi bisa kuliah. Aku juga buat komitmen ke saudaraku untuk bisa mencapai IPK tinggi dan bisa nantinya sambil bekerja yang lain untuk membantu uang kuliah. Alhasil saudara setuju dan mendaftarkan kuliah di salah satu kampus IT di Jakarta.
Saat memilih jurusan kuliah saya bigung karena tidak ada satupun sesuai yang saya inginkan. Pertanyaan saya saat itu adalah mana kuliah yang ramai peminat? haha.. alhasil adminnya menginfokan Manajemen Informatika (D3) katanya. Karena dulu kampus ku masih untuk D3 yaitu AMIK BSI tetapi sekarang per 2018 sudah menjadi universitas BSI.
Dengan masih mempertimbangkan aku bawa formulir pendaftarannya ke rumah dan mengisi serta masih ragu dengan pilihan tadi. Alhasil saya memilih program studi manajemen Informatika. Aku hanya menyakinkan diriku berhasil pada jurusan ini. Aku juga berjanji kepada saudaraku untuk tidak menyia-yiakan kuliah. Karena sakitnya hidup dalam ketidakpunyaan alias ekonomi lemah. Aku bertekad ingin membantu keluarga dan membantu sekolah adik adikku.
Kuliah, Gereja, Buka Les Bimbel, Kerja di Lapak Sampah
Hari demi hari kujalani, tibalah perkuliahan, aku merasa bahwa kuliah jurusan Manajemen Informatika ini bukan sesuatu yang aku suka. Namun karena sudah berjanji untuk kuliah dengan baik maka kubulatkan dan sambil berdoa meneteskan air mata meminta pertolongan Tuhan. Akupun saat itu aktif ikut bergereja dimana dikampung hanya sekedar saja untuk ibadah di gereja.
Imanku semakin di kuatkan akan kebenaran dan firman Tuhan yang disampaikan Pendeta. Pesan yang aku masih ingat sampai sekarang yang tertulis di Yeremia 29:11 (TB) Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Aku percaya datang ke jakarta ini bukan suatu kesia siaan. Saat itu aku percaya bahwa Tuhan merancangkan sesuatu rencana yang indah dan damai sejahtera serta hari depan yang penuh harapan. Aku hanya bisa berharap bahwa Tuhan itu baik dan mejalani proses ini tanpa protes ke Tuhan.
Ayat itu memotivasiku dan kulakukan apapun demi kuliahku bisa tercapai. Saat keuangan saudaraku terguncang dimana pekerjaan kargo sedang jatuh saat itu, nasip kuliahkupun hampir sirna dan tidak bisa bayar kuliah. Aku hanya bisa berusaha dengan sekuat tenaga untuk membuka les privat untuk mata pelajaran anak SD dan SMP pada sore ke malam jari. Selain itu disiang hari juga saya lakukan pekerjaan kasar lainnya yaitu menjadi penyortir sampah -sampah memisahkan dari gumpalan sampah yang sangat bau. Karena sampahnya bermacam macan ada sampah rumah sakit, sampah pasar dan lainnya yang harus disortir sesuai jenisnya. Dari pekerjaanku itu dikasih upah Rp. 20.000 sampai 30.000 saat itu. Aku sudah sangat senang karena bisa membantu untuk ongkos kuliah. Pekerjaan itu kulakukan hampir 1 tahun karena kondisi keuangan yang tidak stabil.
Ada Beasiswa dan Tawaran Asisten Dosen
Karena semangat hidup yang aku lalui dan target IPK yang ditargertkan, semester kuliah berjalan dengan IPK sesuai target. Di akhir semester 3 mau ke semester 4 tiba tiba ada info beasiswa untuk yang IPK tinggi, dan dengan mata yang bekaca kaca dibarengi air mata, aku lihat namaku salah satu yang mendapatkan beasiswa tersebut. beasiswa tersebut tidak perlu bayar uang kulaih sampai lulus. Hati ini senang dan tidak lupa bersyukur itu semua karena kasih anugrah Tuhan. hatiku semakin semangat untuk lebih lagi kuliahnya. Aku percaya Tuhan memberi jalan disaat aku membutuhkannya.
Diawal Sudah aku ceritakan bahwa aku ini pendiam, namun saya membuat keputusan untuk aktif dan tidak mau berdiam diri. Aku ingin merubah diri untuk tampil percaya diri. Aku mulai mengikuti organisasi mahasiswa kristen namanya organisasi Oikumene AGAPE. Disinilah rasa pendiamku, rasa maluku dirubah menjadi orang yang percaya diri dan mau bergabung dengan orang lain. Mulai tampil didepan dan bisa memimpin doa walaupun awalnya dibarengi dengan keringat dan gemetaran. Tetapi saat itu aku merasa ada jamahan roh kudus dan urapan Tuhan ada dalam hidupku. Saat itu saya langsung diunjuk jadi pengurus dan pikirku apakah ini benar Tuhan?. Karena memang saya tidak tahu apa apa mengenai organisasi AGAPE ini.
Kepengurusan Agape aku terima dan alhasil 1 semester berlalu begitu saja dan bisa mengikuti acara persekutuan AGAPE tersebut. Singkat cerita aku diproses disana dan sudah mulai tampil di acara agape. Pada saat itu ada tawaran pengumuman di mading penerimaan asisten dosen. Karena rasa percaya diri tampil didepan orang banyak sudah mulai ada karena sering ikut acara AGAPE. Maka akupun mendaftarkan dan memberanikan diri menjadi asisten dosen. Alhasil diterima dan lolos ujian dan wawancara serta tes mengajar. Tuhan luar biasa dan saya hanya berpikir ini bukan karena kuatku, tetapi karena Tuhan bersertaku ini proses Tuhan. Rencana Tuhan yang jadi dalam hidupku, imbuhku dalam hatiku.
Aktivitas Selama Assisten Dosen
Selama 2 Semester kulalui asisten Dosen, namun ada sesuatu yang menganjal diriku dimana kurang memahami mata kuliah yang nantinya kuajarkan. Sebelum masuk laboratorium karena saya kebetulan assiten dosen di laboratorium komputer bagian program, aku belajar banyak dan belajar bertanya ke dosen yang akan saya dampingi. Juga belaajr banyak dari senior ku yang sudah menajdi asisten dosen. Aku tidak malu bertanya dan terus bertaya ke dosen dan seniorku yang kuanggap mahir di bidangnya. Alhasil dari ketekunanku aku sering ditinggalkan dosen dan mengajarkan mahasiswa secara mandiri atau dilepas.
Aku tidak percaya bisa melakukan ini semua, tetapi dibalik itu memang saya selalu meminta pertolongan Tuhan untuk menguatkanku dalam setiap aktivitas mengajarku. Diawal perkuliahan selalu kulakukan berdoa dahulu meminta hikmat dan kebijaksanaan dari Tuhan sehingga aku bisa mengajar dengan baik. Selain itu aku berusaha keras untuk mencoba dan memulai lebih dahulu topik yang akan aku ajarkan.
Efek Kecapean Penyakit Gejala Tipes
Dua semester berlalu dan berjalan dengan baik dan semua teratasi. semester 5 dan 6 saya sudah melewati menjadi asisten dosen. walaupun pada liburan semester 5 karena kecapean dan terlalu memaksakan diri untuk bisa mengajar dengan baik, alhasil kena penyakit tipes karena tidak teratur makan dan istirahatnya. Akupun harus istirahat selama 1 bulan lebih. Untung saat itu pas libur semester. Teryata tubuh ini tidak kuat dan harus butuh istirahat.
Setelah perkuliahan semester 6 masuk akupun tetap memberikan yang terbaik saat mejadi asisten dosen karena masih diperpanjang untuk 1 semester lagi. Dimana saat itu proses perpanjangan harus melalui evaluasi dan Puji Tuhan semua berjalan lancar dan evaluasi baik walaupun ada catatan untuk tetap mengembangkan diri.
Ditawari Menjadi Dosen
Peraturan pemerintah saat di 2010 belum seperti saat ini harus S2 untuk jadi dosen. Akupun lulus kuliah di tahun 2010 diangkat menjadi salah satu pengajar karena sudah melalui dari asisten dosen. Hati inipun senang dan dengan semangat menginformasikan ke kampung bahwa cita cita ku terwujud menjadi pengajar di kampus yang selama ini aku impikan bisa berkarir di dunia pendidikan. Walaupun sebenarnya cita citaku jadi guru kimia, tetapi Tuhan merencanakan aku menjadi Dosen IT.
Aku hanya bisa mengucapkan terima kasih pada Tuhan dan ke kedua orangtuaku dan saudaraku yang sudah mensupport dari segi doa, tenaga dan uang. Tidak ada pikirku bisa jadi dosen. Tapi semua karena kemurahan dan Anugrah Tuhan.
Kuliah Melanjut S1
Bagiku D3 memang sudah cukup saat itu, tapi pekerjaan menajdi dosen menuntutku untuk sekolah lagi lebih tinggi. Akhirnya akupun melanjutkan kuliah S1 dengan biaya sendiri dari hasil menjadi dosen. Sisa daripada gajiku kubagi untuk saudaraku dan kukirim ke kampung untuk membantu orangtuaku menyekolahkan adik adikku. Dengan uang yang serba pas pasan akupun melanjutkan kuliah S1. Alhasil 1 tahun bisa tercapai mendapatkan gelar S1 sarjana dengan program studi Sistem Informasi. Jurusan sistem informasi aku ambil karena sesuai latar belakang D3 ku dan untuk mensupport Pekerjaanku saat itu menjadi dosen di dunia pendidikan.
Dapat Tawaran Beasiswa S2
Setelah selesai S1 di 2011, niatku untuk kuliah tidak pernah surut. Akupun memberanikan diri untuk mengikuti kuliah dengan tawaran beasiswa ikatan dinas. Artinya kuliah dengan dibiayai kampus dan ada ikatan kerja setelah lulus. Akupun tidak memikirkan konsep ikatan dinas tersebut yang aku ambil adalah peluang beasiswanya karena saat itu kuliah S2 Cukuplah mahal. Alhasil kuliah berjalan selama 2 tahun dan lulus dengan predikat cumlaude. Tuhan begitu baik. Berjalan begitu mulus S2 dan meningkatkan levelku di dunia pendidikan.
Saat ini kunikmati menjadi dosen sebagai pekerjaan yang saya rasa sangat menyenangkan. Karena menjadi pengajar kita bisa mengajarkan dan menyalurkan ilmu yang kita miliki ke orang lain. Dilain sisi menjadi pengajar memberikan dampak dan motivasi yang baik bagi mahasiswa.
Rencana Kedepan dalam Dunia Pendidikan
Cita citaku tidak putus sampai disini. Rencanaku Apabila Tuhan mengijinkan maka akan melanjutkan kuliah S3 lagi kedepannya. Semoga segala sesuatunya Tuhan cukupkan. Saat ini aku hanya bisa berserah dan berdoa serta berusaha, biarlah Tuhan yang merancangnya dan apabila diijinkan untuk lebih lagi di dunia pendidikan maka akan kulaksanakan dengan baik.
Kesimpulan Golan:
Perjalanan hidup ini bukan menjadi kesombongan diri atau menunjukkan pencapaian diriku dalam dunia pendidikan, tetapi mengajarkan bahwa tekad dan kemauan untuk berubah dapat membuka pintu yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Dari seorang introvert yang tidak pernah berpikir bisa berbicara di depan umum, aku kini menjadi seseorang yang mampu menginspirasi orang lain untuk meraih impian banyak orang.
Perubahan ini tentu tidak mudah dan membutuhkan waktu serta usaha yang konsisten. Namun, dengan tekad yang kuat, kita semua bisa mengatasi kelemahan kita dan mencapai hal-hal yang luar biasa. Intinya adalah serahkanlah segala sesuatunya pada Tuhan, jangan andalkan kekuatanmu, jangan paksakan diri tetapi andalkanlah Tuhan. Perjalanan hidupku adalah bukti bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha dan tidak takut untuk bermimpi. Semoga cerita ku mengenai pencapaianku dalam dunia pendidikan ini mengispirasi Sahabat Golan semuanya. Sampai ketemu di cerita lainnya. Tuhan Memberkati.